Rabu, 25 Februari 2009

Kelemahan dan Kelebihan CTL dan Pakem beserta Saran untuk Mengatasinya

1. Kelebihan CTL (Contextual Teaching and Learning)

• Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil. Artinya siswa dituntut untuk dapat menagkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan berfungsi secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa, sihingga tidak akan mudah dilupakan.

• Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep kepada siswa karena metode pembelajaran CTL menganut aliran konstruktivisme, dimana seorang siswa dituntun untuk menemukan pengetahuannya sendiri. Melalui landasan filosofis konstruktivisme siswa diharapkan belajar melalui ”mengalami” bukan ”menghafal”.

2. Kelemahan CTL (Contextual Teaching and Learning)

Guru lebih intensif dalam membimbing karena dalam metode CTL. Guru tidak lagi berperan sebagai pusat informasi. Tugas guru adalah mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan pengetahuan dan ketrampilan yang baru bagi siswa. Siswa dipandang sebagai individu yang sedang berkembang. Kemampuan belajar seseorang akan dipengaruhi oleh tingkat perkembangan dan keluasan pengalaman yang dimilikinya. Dengan demikian, peran guru bukanlah sebagai instruktur atau ” penguasa ” yang memaksa kehendak melainkan guru adalah pembimbing siswa agar mereka dapat belajar sesuai dengan tahap perkembangannya.

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide – ide dan mengajak siswa agar dengan menyadari dan dengan sadar menggunakan strategi – strategi mereka sendiri untuk belajar. Namun dalam konteks ini tentunya guru memerlukan perhatian dan bimbingan yang ekstra terhadap siswa agar tujuan pembelajaran sesuai dengan apa yang diterapkan semula.

3. Kelebihan Pakem (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan)

- Pembelajaran lebih menarik/rekreatif. Dengan kata lain, pembelajaran dengan menggunakan metode PAKEM dirasa lebih menyenangkan. Penggunaan beberapa media dan sumber pembelajaran yang beragam dalam metode PAKEM sangat membantu siswa untuk mempermudah proses belajarnya. Dalam metode pembelajaran ini, siswa juga diberi kesempatan untuk ikut berperan aktif dalam proses belajar mengajar. Siswa memiliki kesempatan untuk mengungkapkan gagasan-gagasannya dan mengembangkan keterampilannya. Kemampuan berpikir siswa dan karya-karyanya sangat dihargai sehingga sangat memotivasi siwa untuk belajar dengan lebih baik lagi.

- Pembelajaran lebih variatif. Dengan kata lain, metode pakem ini memberikan kesempatan kepada guru dan siswa untuk menciptakan suasana pembelajaran dengan menggunakan beberapa metode pembelajaran, tidak monoton dengan satu metode pembelajaran. Dan dalam beberapa hal pula, seseorang siswa dapat melakukan kegiatan melakukan percobaan, pengamatan, atau wawancara kemudian mengumpulkan data/jawaban dan mengolahnya sendiri.

4. Kelemahan PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan)
Dalam pembelajaran Model Pakem, seorang guru mau tidak mau harus berperan aktif, proaktif dan kreatif untuk mencari dan merancang media/bahan ajar alternatif yang mudah, murah dan sederhana. Tetapi tetap memiliki relevansi dengan tema mata pelajaran yang sedang dipelajari siswa. Penggunaan perangkat multimedia seperti ICT sungguh sangat ideal, tetapi tidak semua sekolah mampu mengaksesnya.
Hal ini jelas sekali dapat menjadi sebuah boomerang bagi guru, ketika seorang guru tidak memiliki kemampuan untuk memanajemen dan menguasai hal-hal yang harus ada untuk melakukan metode pembelajaran pakem. Guru yang tidak memiliki daya kreasi yang tinggi tidak akan mampu melakukan metode pembelajaran Pakem dengan baik di dalam kelas.

5. Saran agar tercipta situasi pembelajaran yang efektif :

• CTL (Contextual Teaching and Learning)
Dalam proses pembelajaran kontekstual, setiap guru harus memahami tipe belajar dalam dunia siswa, artinya guru perlu menyesuaikan gaya mengajar tehadap gaya belajar siswa. Jika hal ini dapat dilakukan oleh guru maka pembelajaran dengan metode CTL dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai sebelumnya. Karena yang perlu ditekankan disini adalah metode ini menganut aliran konstruktivis, dimana siswa dapat menemukan sendiri pengetahuan tersebut. Selain itu, siswa bukan lagi dipandang sebagai wadah kosong yang pasif melainkan suatu individu yang juga memiliki kemampuan untuk menggali pengetahuan tentunya dibarengi dengan bimbingan karena siswa masih berada dalam tahap perkembangan.

• PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan)
Dalam metode ini hal yang paling mendasar yang harus dilakukan oleh guru adalah merubah cara pikirnya bahwasanya pembelajaran tidak hanya membutuhkan penguasaan terhadap materi secara verbal namun membutuhkan daya kreativitas yang tinggi untuk mempermudah belajar siswa dan merubah pandangan bahwa belajar hanyalah ritual yang membosankan. Karena Pelaksanaan Pakem juga memperhatikan bakat, minat dan modalitas belajar siswa, dan bukan semata potensi akademiknya.

Proses pembelajaran akan berlangsung seperti yang diharapkan dalam
Pakem jika peran guru dalam berinteraksi dengan siswanya selalu memberikan motivasi, dan memfasilitasinya tanpa mendominasi, memberikan kesempatan untuk berpartisipasi aktif, membantu dan mengarahkan siswanya untuk mengembangkan bakat dan minat mereka melalui proses pembelajaran yang terencana.

Perlu dicatat bahwa tugas dan tanggung jawab utama para guru dalam paradigma baru pendidikan ”bukan membuat siswa belajar” tetapi ”membuat siswa mau belajar”, dan juga ”bukan mengajarkan mata pelajaran” tetapi ”mengajarkan cara bagaimana mempelajari mata pelajaran ”.

Prinsip pembelajaran yang perlu dilakukan: ”Jangan meminta siswa Anda hanya untuk mendengarkan, karena mereka akan lupa. Jangan membuat siswa Anda memperhatikan saja, karena mereka hanya bisa mengingat. Tetapi yakinkan siswa Anda untuk melakukannya, pasti mereka akan mengerti”.

1 komentar:

subeno arif wibowo mengatakan...

referensi bukunya yang anda gunakan apa ya?judul buku,pengarang,penrbitnya terimakasih

Pengikut andi

mesin pencari andi