Kamis, 26 Februari 2009

Metode Diskusi beserta Penerapannya dalam Pembelajaran

Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara mengajar yang dicirikan oleh suatu keterikatan pada suatu topik atau pokok pernyataan atau problem dimana para peserta diskusi dengan jujur berusaha untuk mencapai atau memperoleh suatu keputusan atau pendapat yang disepakati bersama.
Metode diskusi ialah suatu cara penyampaian bahan pelajaran dan guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan masalah. Dalam kehidupan modern ini banyak sekali masalah yang dihadapi oleh manusia; sedemikian kompleksnya masalah tersebut sehingga tak mungkin hanya dipecahkan dengan satu jawaban saja. Tetapi kita harus menggunakan segala pengetahuan untuk memberi pemecahan yang terbaik. Ada kemungkinan terdapat lebih dari satu jawaban yang benar sehingga harus menemukan jawaban yang paling tepat di antara sekian banyak jawaban tersebut.
Pertanyaan-pertanyaan yang baik untuk metode diskusi:
1. Menguji kemungkinan jawaban yang dapat dipertahankan lebih dari sebuah.
2. Tidak menanyakan “Manakah jawaban yang benar” tetapi lebih menekankan kepada “mempertimbangkan dan-membandingkan”. Misalnya : Manakah kiranya yang paling baik. Pemecahan mana yang mungkin lebih berhasil. manakah yang akan lebih memberika manfaat.
3. menarik minat anak dan sesuai dengan taraf kemampuan/umurnya.
Diskusi sebagai metode pembelajaran lebih cocok dan diperlukan apabila guru hendak:
1. memanfaatkan berbagai kemampuan yang ada pada siswa.
2. memberi kesempatan pada siswa untuk mengeluarkan kemampuannya.
3. mendapatkan balikan dari siswa apakah tujuan telah tercapai.
4. membantu siswa belajar berpikir secara kritis.
5. membantu siswa belajar menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman-teman.
6. membantu siswa menyadari dan mampu merumuskan berbagai masalah sendiri maupun dari pelajaran sekolah.
7. mengembangkan motivasi untuk belajar lebih lanjut.
Prof. DR. Winarno Surakhmad dalam bukunya “Metodologi Guruan Nasional”
mengemukakan tiga peranan pemimpin diskusi (guru) ialah sebagai berikut:
1. pengatur lalu lintas.
2. dinding penangkis.
3. penunjuk jalan.
Guru sebagai pengatur lalu lintas. la berhak untuk:
1. Menunjukkan pertanyaan-pertanyaan kepada anggota.
2. Menjaga agar tidak semua anggota bicara secara serempak.
3. Mencegah dikuasai’nya pembicaraan oleh orang-orang tertentu yang gemar berbicara.
4. Membuka kesempatan bagi anggota yang pemalu atau pendiam untuk menyumbangkan ide-ide mereka.
5. Mengatur sedemikian sehingga setiap pembicaraan dapat ditangkap dengan jelas oleh pendengar.
Guru sebagai dinding penangkis, berikut penjelasannya :
Dalam peran ini di ibaratkan seorang pemain tenis yang berlatih memukul bola pada dinding, selalu memantul kembali. Demikian pula pemimpin diskusi senantiasa menerima pertanyaan-pertanyaan dari para peserta dan dipantulkan kembali ke dalarn kelompok. Dia sendiri tidak selalu menjawab langsung setiap pertanyaan yang penting. Bila ada pertanyaan yang muncul, pemimpin dapat mengatakan ya, ini pertanyaan yang baik, bagaimana pendapat anda sekalian mengenai hal ini ?”.
Kepada si pendiam :”Mungkin, Rini akan mengemukakan pendapat atau anggota yang lain?”. Bila sudah memperoleh jawaban, maka jawaban tersebut dilontarkan kembali kepada para peserta untuk dimintakan pendapat mereka pada suatu saat mungkin diskusi mengalami jalan buntu, maka pada kesempatan itu pemimpin atau Guru dapat bertindak sebagai penasihat dan memberi jawaban sehingga soal-soal pokok yang sedang didiskusikan dapat dilanjutkan.
Guru sebagai penunjuk jalan, berikut penjelasannya :
Dalam diskusi sering terjadi siswaan tidak menyadari struktur pokok diskusi -mereka, atau tidak memahami pokok masalah yang didiskusikan sehingga mudah timbul pertanyaan-pertanyaan yang menyimpang dari garis pembicaraan. Mereka kehilangan pegangan dan tidak melihat hasil-hasil yang sudah dicapai. Atau tidak disadari bahwa telah tiba saatnya untuk menarik kesimpulan- dan menetapkan langkah-langkah. Kewajiban pemimpin diskusilah untuk memahami dengan seksama struktur diskusi yang baik sehingga ia dapat menunjukkan jalan lurus bila terjadi penyimpangan. Dengan demikian pemimpin mempunyai kewajiban menuntun anggota dalam menentukan langkah-langkah pemecahan masalah.
Langkah-langkah yang perlu dipahami dan dipakai sebagai pedoman menuntun diskusi kelas adalah:
Apakah masalah yang dihadapi?
Guru perlu mengetahui dengan jelas permasalahan yang dihadapi. Bila perlu ditulis di papan tulis sebelum diskusi dimulai sehingga peserta senantiasa melihat tujuan diskusi.
Soal-soal penting mana yang terdapat dalam masalah itu?
Kalau dalam diskusi terdapat pandangan yang berbeda, ada baiknya pandangan-pandangan tersebut ditulis pula. Faedahnya, siswa dapat melihat kekurangan-kekurangannya dan mencoba memperbaiki -sebelum diskusi dilanjutkaan. Dapat terjadi seluruh peserta tidak tahu dengan pasti faktor tertentu yang dapat dipakai untuk memecahkan masalah. Faktor serupa ini terpaksa dicari dari sumber-sumber lain atau dari nara sumber yang mengetahui.
Adapun kegiatan atau persiapap-persiapan yang harus dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan metode diskusi sebagai berikut:
1. Guru menetapkan suatu pokok atau problem yang akan didiskusikan atau guru meminta kepada siswa untuk mengemukakan suatu pokok atau problem yang akan didiskusikan.
2. Guru menjelaskan tujuan diskusi.
3. Guru memberikan ceramah dengan diselingi tanya jawab mengenai materi pelajaran yang didiskusikan.
4. Guru mengatur giliran pembicara agar tidak semua siswa serentak berbicara mengeluarkan pendapat.
5. Menjaga suasana kelas dan mengatur setiap pembicara agar seluruh kelas dapat mendengarkan apa yang sedang dikemukakan.
6. Mengatur giliran berbicara agar jangan siswa yang berani dan berambisi menonjolkan diri saja yang menggunakan kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya.
7. Mengatur agar sifat dan isi pembicaraan tidak menyimpang dari pokok/problem.
8. Mencatat hal-hal yang menurut pendapat guru harus segera dikoreksi yang memungkinkan siswa tidak menyadari pendapat yang salah.
9. Selalu berusaha agar diskusi berlangsung antara siswa dengan siswa.
10. Bukan lagi menjadi pembicara utama melainkan menjadi pengatur pembicaraan.
Kegiatan siswa dalam pelaksanaan metode diskusi sebagai berikut:
1. Menelaah topik/pokok masalah yang diajukan oleh guru atau mengusahakan suatu problem dan topik kepada kelas.
2. Ikut aktif memikirkan sendiri atau mencatat data dari buku-buku sumber atau sumber pengetahuan lainnya, agar dapat mengemukakan jawaban pemecahan problem yang diajukan.
3. Mengemukakan pendapat baik pemikiran sendiri maupun yang diperoleh setelah membicarakan bersama-sama teman sebangku atau sekelompok.
4. Mendengar tanggapan reaksi atau tanggapan kelompok lainnya terhadap pendapat yang baru dikemukakan.
5. Mendengarkan dengan teliti dan mencoba memahami pendapat yang dikemukakan oleh siswa atau kelompok lain.
6. Menghormati pendapat teman-teman atau kelompok lainnya walau berbeda pendapat.
7. Mencatat sendiri pokok-pokok pendapat penting yang saling dikemukakan teman baik setuju maupun bertentangan.
8. Menyusun kesimpulan-kesimpulan diskusi dalam bahasa yang baik dan tepat.
9. Ikut menjaga dan memelihara ketertiban diskusi.
10. Tidak bertujuan untuk mencari kemenangan dalam diskusi melainkan berusaha mencari pendapat yang benar yang telah dianalisa dari segala sudut pandang.
Adapun kelebihan metode diskusi sebagai berikut:
1. Mendidik siswa untuk belajar mengemukakan pikiran atau pendapat.
2. Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh penjelasan-penjelasan dari berbagai sumber data.
3. Memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati pembaharuan suatu problem bersama-sama.
4. Melatih siswa untuk berdiskusi di bawah asuhan guru.
5. Merangsang siswa untuk ikut mengemukakan pendapat sendiri, menyetujui atau menentang pendapat teman-temannya.
6. Membina suatu perasaan tanggung jawab mengenai suatu pendapat, kesimpulan, atau keputusan yang akan atau telah diambil.
7. Mengembangkan rasa solidaritas/toleransi terhadap pendapat yang bervariasi atau mungkin bertentangan sama sekali.
8. Membina siswa untuk berpikir matang-matang sebelum berbicara.
9. Berdiskusi bukan hanya menuntut pengetahuan, siap dan kefasihan berbicara saja tetapi juga menuntut kemampuan berbicara secara sistematis dan logis.
10. Dengan mendengarkan semua keterangan yang dikemukakan oleh pembicara, pengetahuan dan pandangan siswa mengenai suatu problem akan bertambah luas.
Kelemahan metode diskusi sebagai berikut:
1. Tidak semua topik dapat dijadikan metode diskusi hanya hal-hal yang bersifat problematis saja yang dapat didiskusikan.
2. Diskusi yang mendalam memerlukan banyak waktu.
3. Sulit untuk menentukan batas luas atau kedalaman suatu uraian diskusi.
4. Biasanya tidak semua siswa berani menyatakan pendapat sehingga waktu akan terbuang karena menunggu siswa mengemukakan pendapat.
5. Pembicaraan dalam diskusi mungkin didominasi oleh siswa yang berani dan telah biasa berbicara. Siswa pemalu dan pendiam tidak akan menggunakan kesempatan untuk berbicara.
6. Memungkinkan timbulnya rasa permusuhan antarkelompok atau menganggap kelompoknya sendiri lebih pandai dan serba tahu daripada kelompok lain atau menganggap kelompok lain sebagai saingan, lebih rendah, remeh atau lebih bodoh.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
Mata Pelajaran : Sosiologi
Kelas / Program : XI ( Sebelas ) / IPS
Semester : 1 ( satu )
Standar Kompetensi : Memahami dan menjelaskan alternatif pemecahan masalah yang timbul akibat keanekaragaman dan perubahan kebudayaan.
Kompetensi Dasar :
1. Menjelaskan alternatif pemecahan masalah yang timbul akibat keanekaragaman dan perubahan kebudayaan (Masyarakat Multikultural).
Indikator :
1. Mendiskripsikan pengertian masyarakat multikultural.
2. Memberikan contoh faktor – faktor penyebab terjadinya kemajemukan masyarakat di Indonesia ( Masyarakat Multikultural).
3. Mengidentifikasikan contoh masalah yang timbul akibat keanekaragaman dan perubahan kebudayaan.
4. Memberikan penjelasan dan mendeskripsikan contoh Alternative pemecahan masalah yang timbul akibat keanekaragaman dan perubahan kebudayaan.

ALOKASI WAKTU : 3 x 45menit
A. Tujuan Pembelajaran : Siswa dapat menjelaskan alternatif pemecahan masalah yang timbul akibat keanekaragaman dan perubahan kebudayaan yang ada dalam masyarakat dewasa ini.
B. Materi Pembelajaran :
1. Pengertian masyarakat multikultural.
2. Faktor- factor penyebab terjadinya kemajemukan masyarakat di Indonesia (Masyarakat Multikultural).
3. Masalah yang timbul akibat keanekaragaman dan perubahan kebudayaan.
4. Alternative pemecahan masalah yang timbul akibat keanekaragaman dan perubahan kebudayaan.

C. Metode Pembelajaran :
1. Ceramah diselingi dengan tanya jawab.
2. Diskusi.

D. Langkah – Langkah Kegiatan Pembelajaran :
1. Kegiatan Awal :
• Memeriksa kehadiran siswa, kerapian dan kebersihan kelas.
• Menetapkan suatu pokok atau problem yang akan didiskusikan.
Dalam hal ini adalah masaah mengenai alternative pemecahan masalah yang timbul akibat keanekaragaman dan perubahan kebudayaan yang ada dalam masyarakat dewasa ini.
• Menjelaskan tujuan diskusi yaitu agar siswa dapat mengidentifikasikan contoh masalah yang timbul akibat keanekaragaman dan perubahan kebudayaan. Selain itu, dapat memberikan penjelasan dan mendeskripsikan contoh alternative pemecahan masalah yang timbul akibat keanekaragaman dan perubahan kebudayaan (bila perlu ditulis dipapan tulis dengan tujuan agar diskusi tidak keluar dari topik yang dibicarakan).

2. Kegiatan Inti :
• Guru memberikan ceramah dengan diselingi tanya jawab mengenai materi pelajaran yang didiskusikan.
• Menjaga suasana kelas dan mengatur setiap pembicara agar seluruh kelas dapat mendengarkan apa yang sedang dikemukakan.
• Mengatur giliran berbicara.
• Mengatur agar sifat dan isi pembicaraan tidak menyimpang dari pokok/problem.
• Guru meminta siswa untuk membentuk suatu kelompok yamg terdiri dari 3-5 orang.
• Guru kemudian menjelaskan tugas yang harus didiskusikan. Dalam hal ini adalah mengenai alternatif pemecahan masalah yang timbul akibat keanekaragaman dan perubahan kebudayaan dewasa ini.
• Memberikan beberapa waktu kepada siswa untuk melakukan diskusi.
• Guru meminta perwakilan dari masing-masing kelompok untuk melontarkan hasil diskusinya dalam kelas.
• Mencatat hal-hal yang menurut pendapat guru harus segera dikoreksi yang memungkinkan siswa tidak menyadari pendapat yang salah (dilakukan oleh siswa dan guru).
• Menyimpulkan hasil-hasil diskusi yang dianggap paling benar.

2. Kegiatan Akhir :
a. Siswa dan guru melakukan refleksi
b. Siswa mendapat tugas untuk pembelajaran berikutnya

E. Sumber Pembelajaran :
1. Sosiologi SMA kelas XI penerbit ESIS

F. Penilaian :
1. Teknik : Tes tertulis
2. Bentuk Instrumen : Tes uraian
3. Soal Instrumen :
1) Jelaskan pengertian masyarakat multikkultural!
2) Apakah yang menjadi faktor- factor penyebab terjadinya kemajemukan masyarakat di Indonesia ( Masyarakat Multikultural)?
3) Masalah apa sajakah yang timbul akibat keanekaragaman dan perubahan kebudayaan ini?
4) Bagaimanakah alternative pemecahan masalah yang timbul akibat keanekaragaman dan perubahan kebudayaan dewasa ini?

Tidak ada komentar:

Pengikut andi

mesin pencari andi