Kamis, 26 Februari 2009

Metode Diskusi beserta Penerapannya dalam Pembelajaran

Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara mengajar yang dicirikan oleh suatu keterikatan pada suatu topik atau pokok pernyataan atau problem dimana para peserta diskusi dengan jujur berusaha untuk mencapai atau memperoleh suatu keputusan atau pendapat yang disepakati bersama.
Metode diskusi ialah suatu cara penyampaian bahan pelajaran dan guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan masalah. Dalam kehidupan modern ini banyak sekali masalah yang dihadapi oleh manusia; sedemikian kompleksnya masalah tersebut sehingga tak mungkin hanya dipecahkan dengan satu jawaban saja. Tetapi kita harus menggunakan segala pengetahuan untuk memberi pemecahan yang terbaik. Ada kemungkinan terdapat lebih dari satu jawaban yang benar sehingga harus menemukan jawaban yang paling tepat di antara sekian banyak jawaban tersebut.
Pertanyaan-pertanyaan yang baik untuk metode diskusi:
1. Menguji kemungkinan jawaban yang dapat dipertahankan lebih dari sebuah.
2. Tidak menanyakan “Manakah jawaban yang benar” tetapi lebih menekankan kepada “mempertimbangkan dan-membandingkan”. Misalnya : Manakah kiranya yang paling baik. Pemecahan mana yang mungkin lebih berhasil. manakah yang akan lebih memberika manfaat.
3. menarik minat anak dan sesuai dengan taraf kemampuan/umurnya.
Diskusi sebagai metode pembelajaran lebih cocok dan diperlukan apabila guru hendak:
1. memanfaatkan berbagai kemampuan yang ada pada siswa.
2. memberi kesempatan pada siswa untuk mengeluarkan kemampuannya.
3. mendapatkan balikan dari siswa apakah tujuan telah tercapai.
4. membantu siswa belajar berpikir secara kritis.
5. membantu siswa belajar menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman-teman.
6. membantu siswa menyadari dan mampu merumuskan berbagai masalah sendiri maupun dari pelajaran sekolah.
7. mengembangkan motivasi untuk belajar lebih lanjut.
Prof. DR. Winarno Surakhmad dalam bukunya “Metodologi Guruan Nasional”
mengemukakan tiga peranan pemimpin diskusi (guru) ialah sebagai berikut:
1. pengatur lalu lintas.
2. dinding penangkis.
3. penunjuk jalan.
Guru sebagai pengatur lalu lintas. la berhak untuk:
1. Menunjukkan pertanyaan-pertanyaan kepada anggota.
2. Menjaga agar tidak semua anggota bicara secara serempak.
3. Mencegah dikuasai’nya pembicaraan oleh orang-orang tertentu yang gemar berbicara.
4. Membuka kesempatan bagi anggota yang pemalu atau pendiam untuk menyumbangkan ide-ide mereka.
5. Mengatur sedemikian sehingga setiap pembicaraan dapat ditangkap dengan jelas oleh pendengar.
Guru sebagai dinding penangkis, berikut penjelasannya :
Dalam peran ini di ibaratkan seorang pemain tenis yang berlatih memukul bola pada dinding, selalu memantul kembali. Demikian pula pemimpin diskusi senantiasa menerima pertanyaan-pertanyaan dari para peserta dan dipantulkan kembali ke dalarn kelompok. Dia sendiri tidak selalu menjawab langsung setiap pertanyaan yang penting. Bila ada pertanyaan yang muncul, pemimpin dapat mengatakan ya, ini pertanyaan yang baik, bagaimana pendapat anda sekalian mengenai hal ini ?”.
Kepada si pendiam :”Mungkin, Rini akan mengemukakan pendapat atau anggota yang lain?”. Bila sudah memperoleh jawaban, maka jawaban tersebut dilontarkan kembali kepada para peserta untuk dimintakan pendapat mereka pada suatu saat mungkin diskusi mengalami jalan buntu, maka pada kesempatan itu pemimpin atau Guru dapat bertindak sebagai penasihat dan memberi jawaban sehingga soal-soal pokok yang sedang didiskusikan dapat dilanjutkan.
Guru sebagai penunjuk jalan, berikut penjelasannya :
Dalam diskusi sering terjadi siswaan tidak menyadari struktur pokok diskusi -mereka, atau tidak memahami pokok masalah yang didiskusikan sehingga mudah timbul pertanyaan-pertanyaan yang menyimpang dari garis pembicaraan. Mereka kehilangan pegangan dan tidak melihat hasil-hasil yang sudah dicapai. Atau tidak disadari bahwa telah tiba saatnya untuk menarik kesimpulan- dan menetapkan langkah-langkah. Kewajiban pemimpin diskusilah untuk memahami dengan seksama struktur diskusi yang baik sehingga ia dapat menunjukkan jalan lurus bila terjadi penyimpangan. Dengan demikian pemimpin mempunyai kewajiban menuntun anggota dalam menentukan langkah-langkah pemecahan masalah.
Langkah-langkah yang perlu dipahami dan dipakai sebagai pedoman menuntun diskusi kelas adalah:
Apakah masalah yang dihadapi?
Guru perlu mengetahui dengan jelas permasalahan yang dihadapi. Bila perlu ditulis di papan tulis sebelum diskusi dimulai sehingga peserta senantiasa melihat tujuan diskusi.
Soal-soal penting mana yang terdapat dalam masalah itu?
Kalau dalam diskusi terdapat pandangan yang berbeda, ada baiknya pandangan-pandangan tersebut ditulis pula. Faedahnya, siswa dapat melihat kekurangan-kekurangannya dan mencoba memperbaiki -sebelum diskusi dilanjutkaan. Dapat terjadi seluruh peserta tidak tahu dengan pasti faktor tertentu yang dapat dipakai untuk memecahkan masalah. Faktor serupa ini terpaksa dicari dari sumber-sumber lain atau dari nara sumber yang mengetahui.
Adapun kegiatan atau persiapap-persiapan yang harus dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan metode diskusi sebagai berikut:
1. Guru menetapkan suatu pokok atau problem yang akan didiskusikan atau guru meminta kepada siswa untuk mengemukakan suatu pokok atau problem yang akan didiskusikan.
2. Guru menjelaskan tujuan diskusi.
3. Guru memberikan ceramah dengan diselingi tanya jawab mengenai materi pelajaran yang didiskusikan.
4. Guru mengatur giliran pembicara agar tidak semua siswa serentak berbicara mengeluarkan pendapat.
5. Menjaga suasana kelas dan mengatur setiap pembicara agar seluruh kelas dapat mendengarkan apa yang sedang dikemukakan.
6. Mengatur giliran berbicara agar jangan siswa yang berani dan berambisi menonjolkan diri saja yang menggunakan kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya.
7. Mengatur agar sifat dan isi pembicaraan tidak menyimpang dari pokok/problem.
8. Mencatat hal-hal yang menurut pendapat guru harus segera dikoreksi yang memungkinkan siswa tidak menyadari pendapat yang salah.
9. Selalu berusaha agar diskusi berlangsung antara siswa dengan siswa.
10. Bukan lagi menjadi pembicara utama melainkan menjadi pengatur pembicaraan.
Kegiatan siswa dalam pelaksanaan metode diskusi sebagai berikut:
1. Menelaah topik/pokok masalah yang diajukan oleh guru atau mengusahakan suatu problem dan topik kepada kelas.
2. Ikut aktif memikirkan sendiri atau mencatat data dari buku-buku sumber atau sumber pengetahuan lainnya, agar dapat mengemukakan jawaban pemecahan problem yang diajukan.
3. Mengemukakan pendapat baik pemikiran sendiri maupun yang diperoleh setelah membicarakan bersama-sama teman sebangku atau sekelompok.
4. Mendengar tanggapan reaksi atau tanggapan kelompok lainnya terhadap pendapat yang baru dikemukakan.
5. Mendengarkan dengan teliti dan mencoba memahami pendapat yang dikemukakan oleh siswa atau kelompok lain.
6. Menghormati pendapat teman-teman atau kelompok lainnya walau berbeda pendapat.
7. Mencatat sendiri pokok-pokok pendapat penting yang saling dikemukakan teman baik setuju maupun bertentangan.
8. Menyusun kesimpulan-kesimpulan diskusi dalam bahasa yang baik dan tepat.
9. Ikut menjaga dan memelihara ketertiban diskusi.
10. Tidak bertujuan untuk mencari kemenangan dalam diskusi melainkan berusaha mencari pendapat yang benar yang telah dianalisa dari segala sudut pandang.
Adapun kelebihan metode diskusi sebagai berikut:
1. Mendidik siswa untuk belajar mengemukakan pikiran atau pendapat.
2. Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh penjelasan-penjelasan dari berbagai sumber data.
3. Memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati pembaharuan suatu problem bersama-sama.
4. Melatih siswa untuk berdiskusi di bawah asuhan guru.
5. Merangsang siswa untuk ikut mengemukakan pendapat sendiri, menyetujui atau menentang pendapat teman-temannya.
6. Membina suatu perasaan tanggung jawab mengenai suatu pendapat, kesimpulan, atau keputusan yang akan atau telah diambil.
7. Mengembangkan rasa solidaritas/toleransi terhadap pendapat yang bervariasi atau mungkin bertentangan sama sekali.
8. Membina siswa untuk berpikir matang-matang sebelum berbicara.
9. Berdiskusi bukan hanya menuntut pengetahuan, siap dan kefasihan berbicara saja tetapi juga menuntut kemampuan berbicara secara sistematis dan logis.
10. Dengan mendengarkan semua keterangan yang dikemukakan oleh pembicara, pengetahuan dan pandangan siswa mengenai suatu problem akan bertambah luas.
Kelemahan metode diskusi sebagai berikut:
1. Tidak semua topik dapat dijadikan metode diskusi hanya hal-hal yang bersifat problematis saja yang dapat didiskusikan.
2. Diskusi yang mendalam memerlukan banyak waktu.
3. Sulit untuk menentukan batas luas atau kedalaman suatu uraian diskusi.
4. Biasanya tidak semua siswa berani menyatakan pendapat sehingga waktu akan terbuang karena menunggu siswa mengemukakan pendapat.
5. Pembicaraan dalam diskusi mungkin didominasi oleh siswa yang berani dan telah biasa berbicara. Siswa pemalu dan pendiam tidak akan menggunakan kesempatan untuk berbicara.
6. Memungkinkan timbulnya rasa permusuhan antarkelompok atau menganggap kelompoknya sendiri lebih pandai dan serba tahu daripada kelompok lain atau menganggap kelompok lain sebagai saingan, lebih rendah, remeh atau lebih bodoh.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
Mata Pelajaran : Sosiologi
Kelas / Program : XI ( Sebelas ) / IPS
Semester : 1 ( satu )
Standar Kompetensi : Memahami dan menjelaskan alternatif pemecahan masalah yang timbul akibat keanekaragaman dan perubahan kebudayaan.
Kompetensi Dasar :
1. Menjelaskan alternatif pemecahan masalah yang timbul akibat keanekaragaman dan perubahan kebudayaan (Masyarakat Multikultural).
Indikator :
1. Mendiskripsikan pengertian masyarakat multikultural.
2. Memberikan contoh faktor – faktor penyebab terjadinya kemajemukan masyarakat di Indonesia ( Masyarakat Multikultural).
3. Mengidentifikasikan contoh masalah yang timbul akibat keanekaragaman dan perubahan kebudayaan.
4. Memberikan penjelasan dan mendeskripsikan contoh Alternative pemecahan masalah yang timbul akibat keanekaragaman dan perubahan kebudayaan.

ALOKASI WAKTU : 3 x 45menit
A. Tujuan Pembelajaran : Siswa dapat menjelaskan alternatif pemecahan masalah yang timbul akibat keanekaragaman dan perubahan kebudayaan yang ada dalam masyarakat dewasa ini.
B. Materi Pembelajaran :
1. Pengertian masyarakat multikultural.
2. Faktor- factor penyebab terjadinya kemajemukan masyarakat di Indonesia (Masyarakat Multikultural).
3. Masalah yang timbul akibat keanekaragaman dan perubahan kebudayaan.
4. Alternative pemecahan masalah yang timbul akibat keanekaragaman dan perubahan kebudayaan.

C. Metode Pembelajaran :
1. Ceramah diselingi dengan tanya jawab.
2. Diskusi.

D. Langkah – Langkah Kegiatan Pembelajaran :
1. Kegiatan Awal :
• Memeriksa kehadiran siswa, kerapian dan kebersihan kelas.
• Menetapkan suatu pokok atau problem yang akan didiskusikan.
Dalam hal ini adalah masaah mengenai alternative pemecahan masalah yang timbul akibat keanekaragaman dan perubahan kebudayaan yang ada dalam masyarakat dewasa ini.
• Menjelaskan tujuan diskusi yaitu agar siswa dapat mengidentifikasikan contoh masalah yang timbul akibat keanekaragaman dan perubahan kebudayaan. Selain itu, dapat memberikan penjelasan dan mendeskripsikan contoh alternative pemecahan masalah yang timbul akibat keanekaragaman dan perubahan kebudayaan (bila perlu ditulis dipapan tulis dengan tujuan agar diskusi tidak keluar dari topik yang dibicarakan).

2. Kegiatan Inti :
• Guru memberikan ceramah dengan diselingi tanya jawab mengenai materi pelajaran yang didiskusikan.
• Menjaga suasana kelas dan mengatur setiap pembicara agar seluruh kelas dapat mendengarkan apa yang sedang dikemukakan.
• Mengatur giliran berbicara.
• Mengatur agar sifat dan isi pembicaraan tidak menyimpang dari pokok/problem.
• Guru meminta siswa untuk membentuk suatu kelompok yamg terdiri dari 3-5 orang.
• Guru kemudian menjelaskan tugas yang harus didiskusikan. Dalam hal ini adalah mengenai alternatif pemecahan masalah yang timbul akibat keanekaragaman dan perubahan kebudayaan dewasa ini.
• Memberikan beberapa waktu kepada siswa untuk melakukan diskusi.
• Guru meminta perwakilan dari masing-masing kelompok untuk melontarkan hasil diskusinya dalam kelas.
• Mencatat hal-hal yang menurut pendapat guru harus segera dikoreksi yang memungkinkan siswa tidak menyadari pendapat yang salah (dilakukan oleh siswa dan guru).
• Menyimpulkan hasil-hasil diskusi yang dianggap paling benar.

2. Kegiatan Akhir :
a. Siswa dan guru melakukan refleksi
b. Siswa mendapat tugas untuk pembelajaran berikutnya

E. Sumber Pembelajaran :
1. Sosiologi SMA kelas XI penerbit ESIS

F. Penilaian :
1. Teknik : Tes tertulis
2. Bentuk Instrumen : Tes uraian
3. Soal Instrumen :
1) Jelaskan pengertian masyarakat multikkultural!
2) Apakah yang menjadi faktor- factor penyebab terjadinya kemajemukan masyarakat di Indonesia ( Masyarakat Multikultural)?
3) Masalah apa sajakah yang timbul akibat keanekaragaman dan perubahan kebudayaan ini?
4) Bagaimanakah alternative pemecahan masalah yang timbul akibat keanekaragaman dan perubahan kebudayaan dewasa ini?

Rabu, 25 Februari 2009

Kelemahan dan Kelebihan CTL dan Pakem beserta Saran untuk Mengatasinya

1. Kelebihan CTL (Contextual Teaching and Learning)

• Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil. Artinya siswa dituntut untuk dapat menagkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan berfungsi secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa, sihingga tidak akan mudah dilupakan.

• Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep kepada siswa karena metode pembelajaran CTL menganut aliran konstruktivisme, dimana seorang siswa dituntun untuk menemukan pengetahuannya sendiri. Melalui landasan filosofis konstruktivisme siswa diharapkan belajar melalui ”mengalami” bukan ”menghafal”.

2. Kelemahan CTL (Contextual Teaching and Learning)

Guru lebih intensif dalam membimbing karena dalam metode CTL. Guru tidak lagi berperan sebagai pusat informasi. Tugas guru adalah mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan pengetahuan dan ketrampilan yang baru bagi siswa. Siswa dipandang sebagai individu yang sedang berkembang. Kemampuan belajar seseorang akan dipengaruhi oleh tingkat perkembangan dan keluasan pengalaman yang dimilikinya. Dengan demikian, peran guru bukanlah sebagai instruktur atau ” penguasa ” yang memaksa kehendak melainkan guru adalah pembimbing siswa agar mereka dapat belajar sesuai dengan tahap perkembangannya.

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide – ide dan mengajak siswa agar dengan menyadari dan dengan sadar menggunakan strategi – strategi mereka sendiri untuk belajar. Namun dalam konteks ini tentunya guru memerlukan perhatian dan bimbingan yang ekstra terhadap siswa agar tujuan pembelajaran sesuai dengan apa yang diterapkan semula.

3. Kelebihan Pakem (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan)

- Pembelajaran lebih menarik/rekreatif. Dengan kata lain, pembelajaran dengan menggunakan metode PAKEM dirasa lebih menyenangkan. Penggunaan beberapa media dan sumber pembelajaran yang beragam dalam metode PAKEM sangat membantu siswa untuk mempermudah proses belajarnya. Dalam metode pembelajaran ini, siswa juga diberi kesempatan untuk ikut berperan aktif dalam proses belajar mengajar. Siswa memiliki kesempatan untuk mengungkapkan gagasan-gagasannya dan mengembangkan keterampilannya. Kemampuan berpikir siswa dan karya-karyanya sangat dihargai sehingga sangat memotivasi siwa untuk belajar dengan lebih baik lagi.

- Pembelajaran lebih variatif. Dengan kata lain, metode pakem ini memberikan kesempatan kepada guru dan siswa untuk menciptakan suasana pembelajaran dengan menggunakan beberapa metode pembelajaran, tidak monoton dengan satu metode pembelajaran. Dan dalam beberapa hal pula, seseorang siswa dapat melakukan kegiatan melakukan percobaan, pengamatan, atau wawancara kemudian mengumpulkan data/jawaban dan mengolahnya sendiri.

4. Kelemahan PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan)
Dalam pembelajaran Model Pakem, seorang guru mau tidak mau harus berperan aktif, proaktif dan kreatif untuk mencari dan merancang media/bahan ajar alternatif yang mudah, murah dan sederhana. Tetapi tetap memiliki relevansi dengan tema mata pelajaran yang sedang dipelajari siswa. Penggunaan perangkat multimedia seperti ICT sungguh sangat ideal, tetapi tidak semua sekolah mampu mengaksesnya.
Hal ini jelas sekali dapat menjadi sebuah boomerang bagi guru, ketika seorang guru tidak memiliki kemampuan untuk memanajemen dan menguasai hal-hal yang harus ada untuk melakukan metode pembelajaran pakem. Guru yang tidak memiliki daya kreasi yang tinggi tidak akan mampu melakukan metode pembelajaran Pakem dengan baik di dalam kelas.

5. Saran agar tercipta situasi pembelajaran yang efektif :

• CTL (Contextual Teaching and Learning)
Dalam proses pembelajaran kontekstual, setiap guru harus memahami tipe belajar dalam dunia siswa, artinya guru perlu menyesuaikan gaya mengajar tehadap gaya belajar siswa. Jika hal ini dapat dilakukan oleh guru maka pembelajaran dengan metode CTL dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai sebelumnya. Karena yang perlu ditekankan disini adalah metode ini menganut aliran konstruktivis, dimana siswa dapat menemukan sendiri pengetahuan tersebut. Selain itu, siswa bukan lagi dipandang sebagai wadah kosong yang pasif melainkan suatu individu yang juga memiliki kemampuan untuk menggali pengetahuan tentunya dibarengi dengan bimbingan karena siswa masih berada dalam tahap perkembangan.

• PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan)
Dalam metode ini hal yang paling mendasar yang harus dilakukan oleh guru adalah merubah cara pikirnya bahwasanya pembelajaran tidak hanya membutuhkan penguasaan terhadap materi secara verbal namun membutuhkan daya kreativitas yang tinggi untuk mempermudah belajar siswa dan merubah pandangan bahwa belajar hanyalah ritual yang membosankan. Karena Pelaksanaan Pakem juga memperhatikan bakat, minat dan modalitas belajar siswa, dan bukan semata potensi akademiknya.

Proses pembelajaran akan berlangsung seperti yang diharapkan dalam
Pakem jika peran guru dalam berinteraksi dengan siswanya selalu memberikan motivasi, dan memfasilitasinya tanpa mendominasi, memberikan kesempatan untuk berpartisipasi aktif, membantu dan mengarahkan siswanya untuk mengembangkan bakat dan minat mereka melalui proses pembelajaran yang terencana.

Perlu dicatat bahwa tugas dan tanggung jawab utama para guru dalam paradigma baru pendidikan ”bukan membuat siswa belajar” tetapi ”membuat siswa mau belajar”, dan juga ”bukan mengajarkan mata pelajaran” tetapi ”mengajarkan cara bagaimana mempelajari mata pelajaran ”.

Prinsip pembelajaran yang perlu dilakukan: ”Jangan meminta siswa Anda hanya untuk mendengarkan, karena mereka akan lupa. Jangan membuat siswa Anda memperhatikan saja, karena mereka hanya bisa mengingat. Tetapi yakinkan siswa Anda untuk melakukannya, pasti mereka akan mengerti”.

Selasa, 17 Februari 2009

Tips dan Trik Kuliah

Kuliah itu GAK HANYA butuh kemampuan otak yang tinggi tapi juga butuh strategi!!!

Are you ready???

Kuliah???
Jenjang terakhir pendidikan kita sebelum masuk dan berselancar di dunia kerja.
Mahal iya,,
Susah iya,,
Meras otak dan tenaga iya juga,,
hufh..

Tentunya kita gak mau donk kalau kuliah kita itu cuma buat keren-kerenan aja,,alias SIA-SIA!!!
Tapi yang harus kita tahu bahwasanya kuliah itu GAK hanya butuh kemampuan otak yang tinggi aja lho..
Duh,,gak kasian apa ama ortu yang jempalitan buat biayain kita,,
Walaupun biaya sendiri,,tapi apa kita gak pengen lulus dengan cepat meskipun gak cumlaude??
Hayo ngaku???

Anisah mau berbagi dikit dech,,trik buat dapetin nilai bagus,,atau menghindari “lubang sesat masa depan”.
Pake bahasa gaul aja yach,,, biar anisah bias ngeluarin jampi-jampinya dengan bebas..

Jurus Pertama :
Jangan jadi mahasiswa/i KUPU-KUPU!!!
U know kupu-kupu???alias KULIAH-PULANG,KULIAH PULANG,,,
Yach,nampang dikit aja-lah dikampus tapi INGAT jangan narsis!!!
Cari kesibukan yang bermanfaat,,misalnya neh browsing internet,,ngobrol ama temen se-angkatan ataupun yang beda angkatan,,kalo perlu ama dosen juga..
Obrolannya yang ringan-ringan aja,,karena tujuannya kan hanya menambah channel alias koneksi…

Jurus Kedua :
Kenali karakter dosen-dosen kita,,terutama dosen yang agak pelit nilai..
Contoh dari pengalaman anisah nech :
Waktu itu ada dosen perempuan yang sangar, sadis, killer, dan tentunya MAHALLL banget nilainya..
Jelas serba ati-ati donk biar gak jadi korban.
Ingat,, dosenpun juga manusia, jadi penilaian subjektif itu pasti ada.
Kita gali aja karakternya,,sambil berharap bahwa meskipun otak gak mumpuni buat ngikutin mata kuliah-nya tapi kita masih berpeluang untuk dapat nilai yang sedikit baguslah..

Sebelum kita menggali karakter tuh dosen,gak ada salahnya kita tanya-tanya sama kakak angkatan yang udah jadi “korban” tapi kalo gak bisa,,berarti kita amati aja sendiri dan tarik kesimpulan.
Artinya dalam hal ini,kita sudah tau sense atau karakter dari dosen tersebut.

Salah satu hal yang harus kita amati adalah :
Bagaimana cara berpakaiaanya??kedengarannya konyol yach,, tapi entar dulu,,,baca aja neh artikel..

Kalo model berpakaian dosennya itu yang bergaya formal,,berarti kita sebagai mahasiswa/i yang notabene sebagai “calon korban” mau gak mau harus ikutin gayanya juga.
Jangan bergaya yang seksi!!!
Ikutin aturannya dan STOP PELANGGARAN!!!
Hufh,,
pasti boomerang yach,,buat mahasiswa/i yang mentingin trend dan gaya,tapi beneran
deh NGARUH TAU..

Anisah tuh juga gak bisa bergaya yang formal-formal banget tapi karena gak mau jadi korban ke-subjektivan dosen,,yach akhirnya dilakuin juga..
Beda ama temennya anisah lho,, dia tuh tetep aja bergaya selenge’an,,padahal dia masuk terus, presentasi ikut, tugas gak pernah telat,,tapiiiiiii…

Alhasil dia dapat nilai D,,
Pusing gak tuh???
Kalo anisah sech,,Alhamdulillah..

Berarti dari situ kita dapat narik kesimpulan kan bahwasanya MEMPELAJARI KARAKTER DOSEN ITU PENTING BANGET!!!
Dosen manusia juga kok,,jadi itu salah satu contoh pemberian nilai yang subjektif.

Truz bagaimana jika dosennya itu gampang-gampang aja alias gak killer???
Tapi tetep aja kita masih perlu pake strategi lho..
Kali ini perjuangan kita gak seberat ngadepin dosen yang killer kok,,kita hanya perlu deketin dosen secara pribadi..
Kita gak perlu repot-repot amati cara berpakaiannya kok,,,
Cukup dengan membuka topic obrolan yang ringanlah diselingin dengan canda juga..
Kalo gak berani ngajak ngobrol sendirian,,ajak temen juga buat nemenin kita ngobrol ama tuh dosen.
Rame-rame kan lebih enak,, tapi dilakuinya jangan cuma sekali aja yach,,
Beberapa kali dengan harapan bahwa sang dosen mengenal kita,bahwa kita adalah mahasiswa/i yang memiliki kecerdasan emosional yang cukup lumayan.

Tapi,,point yang harus dihindari adalah :

SATU : Jangan SOGOK dosen dengan hal-hal yang berbau MATERI alias MENYUAP!!!
Ntar dosennya tersinggung dan nganggep pendekatan kita selama ini gak tulus.
JADI,STOP MENYUAP!!!
Kecuali dosennya minta,,tapi kaya’nya jarang dech..

DUA : Jika kita pengen buka topic obrolan dengan dosen,kita harus tetep lihat situasi dan kondisi.
Kalo dosennya keliatan udah gak mood,,berarti yang seharusnya kita lakukan adalah tawarin pertolongan meskipun sekedar basa-basi aja.
JADI, JANGAN MEMAKSAKAN KEHENDAK UNTUK NGOBROL!!!

Yach,,itu trik dari anisah,, SELAMAT MENCOBA YACH,,,
Selama ini trik itu berhasil kok dikalangan temen-temennya anisah juga..

Senin, 16 Februari 2009

Strategi Mewujudkan Sekolah Murah

Inflasi dan peningkatan harga kebutuhan pokok berimplikasi pada banyak sektor, dan diantaranya: sektor pendidikan. Berapa banyak orang tua siswa yang mengeluh mahalnya biaya pendidikan terutama di awal tahun ajaran baru? Berapa banyak anak yang terpaksa “menunda” masuk sekolah karena tidak ada biaya? Mengapa di tahun ke-63 Indonesia merdeka pendidikan masih menjadi barang mewah bagi banyak orang?

Adalah tanggung jawab generasi kita sekarang untuk mempersiapkan masa depan yang lebih baik bagi Indonesia. Untuk itu perhatian ke dunia pendidikan dalam rangka mencetak anak-anak bangsa yang berkualitas dan mampu membawa negeri ini terhadap kondisi yang lebih baik harus lebih diprioritaskan. Miris mendapati kenyataan bahwa di kota-kota besarpun kita masih menjumpai banyak anak yang kesulitan bersekolah.

Tulisan ini bertujuan sebagai saran dan masukan agar anak-anak Indonesia tidak perlu menangis demi mendapatkan sesuatu yang sudah selayaknya menjadi hak mereka yaitu: sekolah.

- Subsidi Pendidikan Lebih Besar

Terwujudnya sekolah murah adalah dengan memperkecil beban biaya orang tua siswa. Dalam hal ini dukungan pemerintah sangat penting. Sekolah pada era 80-90an banyak menggunakan buku diktat yang disediakan secara gratis oleh sekolah. Waktu itu buku-buku tersebut diterbitkan oleh pemerintah, dalam hal ini Departemen Pendidikan. Kemudian buku-buku tersebut semakin jarang, siswa harus membeli buku. Hal lain adalah infrastruktur fisik sekolah, seperti ruangan dan sarana prasarana penyelenggaraan sekolah tiap tahun juga banyak dibebankan kepada orang tua siswa.

- Tumbuh Suburkan Beasiswa

Beasiswa banyak menjadi banyak harapan dari siswa-siswa yang ingin terus bersekolah namun terganjal urusan biaya. Beasiswa dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi perlu ditumbuhsuburkan. Lembaga-lembaga sosial seperti lembaga orang tua asuh dan beasiswa dari perusahaan memberikan peran yang signifikan terhadap pemberian beasiswa.

- Sekolah Alternatif Lebih Didorong dan Dihargai

Bagi anak-anak yang berada di kawasan jauh dari pemukiman padat ataupun anak-anak dari golongan marjinal akan sangat membutuhkan sekolah alternatif. Bagi mereka ini seperti oase di padang pasir. Segala upaya dari lembaga pemerintahan ataupun non pemerintahan untuk hal ini harus lebih didukung dan dihargai karena kita masih memerlukan banyak sekolah alternatif untuk mewujudkan pendidikan yang meluas dan merata.

- Kurikulum yang Ringkas dan Tepat Sasaran

Tidak perlu menyusun kurikulum yang terlalu berat dan gemuk untuk mencetak siswa-siswa yang unggul. Adanya penjurusan SMA di tahun kedua mulai beberapa tahun yang lalu adalah perkembangan yang positif. Pemberian kurikulum yang ringkas dan tepat sasaran akan membantu siswa dan orang tua siswa. Kesadaran siswa terhadap apa yang didapatkannya dari pendidikan, kesadaran terhadap minat pada mata pelajaran tertentu perlu didukung lebih dini agar siswa tau apa yang akan dicapai lewat sekolah.

- Sistematika Bebas Tes dan Bebas Biaya Masuk Sekolah

Sistematikan bebas tes dan bebas biaya masuk sekolah sebaiknya dipertahankan. Porsi ini sepertinya mulai menyusut ketika perguruan tinggi memiliki sistematika sendiri dalam penerimaan mahasiswa. Akibatnya biaya pendidikan semakin mahal sehingga hanya kalangan berduit yang mampu menyekolahkan anaknya ke perguruan tinggi incaran mereka. Padahal sistem bebas tes dan bebas biaya masuk sekolah masih menjadi harapan dan incaran bagi banyak siswa maupun orang tua siswa.

- Promosikan Profesi sebagai Guru

Profesi sebagai guru semakin tidak populer. Padahal guru besar pengaruhnya terhadap pendidikan generasi penerus. Paradigma ini perlu digeser sedikit demi sedikit. Guru adalah profesi yang mulia namun hanya sedikit mereka yang menjadikan guru sebagai pilihan profesi. Promosi terhadap posisi guru sebagai pendidik dan perhatian terhadap kesejahteraan mereka akan lebih membuka mata banyak orang untuk bersedia berprofesi sebagai guru.

- Minimalisir Ketimpangan Mutu dan Sarana Pendidikan

Besar sekali ketimpangan mutu dan sarana pendidikan. Ada sekolah dasar yang mewajibkan siswanya membuka internet sebagai pekerjaan rumah, ada banyak anak kecil yang membawa flash disk ke sekolah, namun masih lebih banyak sekolah yang sarana pendidikannya masih memprihatinkan. Jumlah guru yang terlalu sedikit, jumlah buku yang kurang, jumlah ruang kelas yang tidak mencukupi masih banyak kita jumpai.

- Sosialisasi Sektor Pendidikan sebagai Tanggung Jawab Bersama

Sektor pendidikan merupakan tanggung jawab bersama warga Indonesia. Perlu adanya sosialisasi dan pemahaman terhadap hal ini sehingga akan mempermudah sinergi antara pihak pemerintah, penyelenggara sekolah, orang tua siswa, dan siswa itu sendiri.

Majunya pendidikan di Indonesia agar anak-anak generasi penerus menjadi generasi yang berkualitas dan mampu menghadapi tuntutan perkembangan zaman dengan mantap. Dan semoga semakin berkurang keberadaan Lintang-Lintang kecil seperti di film Laskar Pelangi, karya Andrea Hirata. Semoga.

Pengikut andi

mesin pencari andi